BAB I
PENDAHULUAN
(Ganis Adiatmo, SE, S.Pd, M.Pd)
A.
Latar
Belakang
Pendidikan karakter merupakan upaya yang
terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi
nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan yang berakhlak
mulia. Pada dasarnya manusia mempunyai karakteristik yang sama, dan itulah dan
itulah yang kita sebut fitrah. Karakteristik manusia berlaku universal dan
adanya batas-batas dan aturan tertentu.
Lembaga pendidikan di Indonesia sebagian besar
hanya menghasilkan lulusan yang tidak memiliki kesadaran kritis untuk menjadi
manusia yang memiliki keluhuran budi dan kekuatan akhlak mulia dan mandiri.
Yang muncul justru orang-orang yang rendah dalam kualitas emosional dan lemah
kualitas spiritual. Meskipun mereka mempunyai kualitas yang tinggi dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan tekno;ogi. Pendek kata, keberhasilan pendidikan
saat ini tidak mampu membangun jati diri peserta didik sebagai generasi tangguh
Indonesia, seperti yang diamanatkan dalam rumusan pasal 3 UU no. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional .
Kenyataan di lapangan banyak guru yang
tidak sesuai dengan harapan bangsa. Guru belum mencerminkan diri sebagai guru
yang ideal, inovatif dan berkarakter mulia yang siap mendidik dan tauladan bagi
siswa dan professionalism serta dedikasi social yang rendah.Hal ini membuat
lembaga pendidikan yang tidak ada perkembangan dan tujuan untuk meningkatkan
pendidikan yang bermutu sangat jauh dari harapan. Peranan guru dalam membentuk
generasi muda yang berkarakter tidak dapat diganti dengan oleh media pendidikan
secangguh apapun. Hal ini karena pendidikan berkarakter membutuhkan teladan
yang hanya ditemukan dalam pribadi parqa guru dan manusia yang sudah dewasa.
Tanpa peranan guru dan orang dewasa lainnya pendidikan karakter tidak akan
terwujud
Dari kenyataan di atas peranan kepala
sekolah untuk dapat membina, memotivasi dan membentuk pendidikan yang
berkarakter bagian dari keberhasilan untuk membentuk manusia yang berkarakter
terutama jepribadian guru dan siswa. Peningkatan kualitas dan keprofesinalan
kepala sekolah dalam membina dan memimpin warga sekolah adalah syarat mutlak
untuk menciptakan manusia yang berkarakter dan meningkatnya mutu pendidikan
serta terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia.
Peran kepala sekolah yang
professional sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian, cita-cita dan
mewujudkan visi dan misi yang telah dicanangkan oleh warga sekolah terutama
kepala sekolag dan guru, visi dan misi tersebut sebagai impian bagi warga
sekolah dimasa depan. Dengan kompetensi kepala sekolah yang professional maka
akan dapat mengetrapkan kepala sekolah yang berkepribadian, kewirausahaan,
hubungan sosial yang harmonis dan berkembang dalam meningkatkan mutu pendidikan
serta dapat meningkatkan, membina dan mencarikan solusinya yang terbaik melalui
supervisinya terhadap guru-gurm sehingga warga sekolah akan merasa bergairah
dalam bekerja dan belajar.
Dengan perhatian dari kepala sekolah
yang berkatakter dan berprofesional maka akan melahirkan guru-guru dan siswa
yang berkompetensi dan dapat bersaing dengan dunia luar di masa globalisasi,
sehingga akan terbentuk manusia yang senang belajar, dapat menggunakan
teknologi, dan menghasilkan produksi yang berkualitas dan dapat dikagumi oleh bangsa
lain.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
kondisi kepala sekolah saat ini?
2.
Bagaimana
upaya menjadi kepala sekolah yang berkarakter dan professional?
C.
Tujuan
1.
Memahami
kondisi kepala sekolah saat ini
2.
Mewujudkan
Kepala sekolah yang berkarakter dan professional
D.
Manfaat
1.
Kepala
Sekolah, sebagai wacana sehingga dapat mengubah dan berusaha untuk menjadi
kepala sekolah yang berkarakter dan profesinal
2.
Guru,
Dapat meningkatkan dan member tauladan sebagai guru yang berkarakter dan
professional serta termotivasi utuk meningkatkan pembelajaran yang terbaik.
LANDASAN TEORI
A.
Fungsi
kepala sekolah
Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah di
jaman sekarang tidak hanya bertanggung jawab bertanggung jawab atas kelancaran
jalannya sekolah secara teknis akademis saja. Akan tetapi nengingat situasi dan
kondisi serta pertumbuhan persekolahan maka kepala sekolah harus dapat menyelesaikan
permasalahan yang ada di sekolah seperti kekurangan tenaga guru, gedung sekolah
yang rusak, kekurangan sarana dan prasarana terutama kurangnya buku-buku
pelajaran atau buku penunjang lainnya
Dalam usaha memajukan sekolah dan
menanggulangi kesulitan-kesulitan yang dialami di sekolah, kepala sekolah tidak
bekerja sendiri dan tidak hanya dengan guru-guru saja. Hubungan kerja sama
dengan komite, masyarakat sekitarnya dan dunia usaha sangat diperlukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
B.
Kepala
Sekolah Sebagai pemimpin dan supervisor
Kepala sekolah adalah pejabat tertinggi di
sekolah sehingga mempunyai tanggung jawab utama secara struktural dan
administrasi sekolah. Sebagai kepala sekolah ia juga menjadi pemimpin yang
menjalankan kepemimpinananya di sekolah, Warga sekolah yang berada di bawah
otoritas kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam menjalankan
tugas-tugasnya kepala sekolah tidak sendirian bekerja tetapi dibantu oleh guru-guru
yang mampu dan berdedikasi untuk menjalankan tugasnya dan dapat mewujudkan visi
dan misi sekolah.
Kepempinan kepala sekolah memegang peranan
yang sangat penting dalam perkembangan sekolah. Sebagai pemimpin, kepala
sekolah harus mengetahui, mengerti dan memahami semua hal yang berkaitan dengan
administrasi sekolah dan memahami potensi yang dimiliki oleh guru-guru,
sehingga komunikasi dengan guru-guru dapat membantu dan meningkatkan kinerja
guru dan kinerja kepala sekolah.
Kepala sekolah juga harus memiliki
pengetahuan dan kecakapan tinggi yang sesuai yang sesuai dengan bidang tanggung
jawabnya dalam sekolah., Kepala sekolah harus memiliki ide-ide kreatif yang
dapat meningkatkan perkembangan sekolah . Bila dicapai kesepakatan antara
kepala sekolah dan guru, ide-ide tersebut dapat direalisasikan (Burhanuddin
2005 dalam Herbudin ( 2009: 202).
Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah
tidak terlepas dibeberapa permasalahan baik dalam bentuk administasi maupun
manajemen atau yang lainnya. Menghaapi gejolak-gejolak tersebut kepala sekolah
mendudukan dirinya sebagai pemimpin harus dapat menjalankan secara fungsi
manajemennya yang terdiri dari 4 macam yaitu:
1.
Perencanaan,
yaitu merencanakan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut
2.
Pengorganisasian,
yaitu mengorganisasi orang dan perlengkapan lainnya agar hasil perencanaan di
atas dapat berjalan.
3.
Penggerakan,
ialah menggerakkan dan nenitivasi para personalia agar bekerja dengan giat dan
antusias.
4.
Pengendalian,
ialah mengendalikan proses kerja dan hasil kerja agar tidak menyimpang dari
rencana semula dan kalau menyimpang dapat diperbaiki (Pidarta, 2009: 13-14).
Agar
kepala sekolah dapat melaksanakan tugas sebagai pemimpin secara efektif dan
lancar mmperhatikan faktor-faktor yang mendukung kepemimpinan adalah (1)
komunikasi, (2) kepribadian, (3) keteladanan, dan (5) memfasilitasi. Kelima
factor tersebut perlu diperhatikan dan dilaksanakan secara baik oleh kepala
sekolah kalau ingin sukses dalam memimpin (Haerudin 2006 dalam Pidarta, 2009:
18).
C.
Kepala
Sekolah Sebagai Supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor artinya
kepala sekolah berfungsi sebagai pengawas, pengendali, Pembina, pengarah, dan
pemberi contoh ayau tauladan kepada para guru dan karyawannya di sekolah,
Kepala sekolah harus memahami tugas dan kedudukan guru dan karyawannya yang
dipimpinnya. Kepala bukan hanya mengawasi guru dan karyawan yang sedang
melaksanakan tugasnya, tetapi harus membekali diri dengan pengetahuan dan
pemahamannya tentang tugas dan fungsi stafnya, agar pengawasan dan pembinaan
berjalan dengan baik dan tidak membingungkan.
Dalam
menjalankan fungsinya sebagai supervisor, kepala sekolah harus mampu menguasai
tugas-tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Kepala sekolah
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah, mengatur proses belajar
mengajar, mengatur hal-hal yang menyangkut kesiswaan, personalia, sarana dan
prasarana serta keuangan serta yang lainnya.
Kepala sekolah sebagai supervisor
berkewajiban membina guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang baik. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dan dikembangkan pada diri setiap guru oleh kepala
sekolah sebagai supervisor adalah (1) kepribadian guru, (2) peningkatan profesi
secara kontinu, (3) proses pembelajaran, (4) penguasaan materi pelajaran, (5)
keragaman kemampuan guru, (6) keragaman daerah, dan (7) kemampuan guru dalam
bekerja sama dengan masyarakat (Pidarta, 2009 : 18). Herabudin (2009: 212)
mengatakan kepala sekolah sebagai supervisor berkewajiban melakukan
pengoorganisasian seluruh kegiatan sekolah dan administrasi sekolah dengan
menghubungkan seluruh personal organisasi dengan tugas yang dilakukan sehingga
terjalin kesatuan, keselarasan, dan menghasilkan kebijaksanaan dan keputusan
yang tepat.
D.
Kondisi
Kepala sekolah saat ini
Keberhasilan pendidikan di Indonesia
terutama di sekolah-sekolah tidak terlepas dari kemimpinan atau manajemen
kepala sekolah, bagi kepala sekolah yang tidak dapat menjalankan fungsi dan
tugasnya maka yang di hasilkan hanya kemunduran pendidikan sehingga menjadi
pengamatan dan pembicaraan setiap manusia terutama masyarakat di sekotar
sekolah. Namun bagi kepala sekolah yang dapat menunaikan fungsi dan tugasnya
sebagai kepala sekolah maka akan mendapatkan imbalannya seperti adanya
pembicaraan yang positif dan kelulusan siswanya siap menjalankan tugasnya
sebagai manusia yang berkompetensi.Dalam kondisi apapun kepala sekolah juga
berperan untuk ikut meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan kompetensi guru
dalam menunaikan tugas dalam pembelajaran sehingga akan menjadi idola seluruh
warga sekolah.
Namun sangat disayangkan masih adanya
kepala sekolah yang tidak memberikan teladan yang baik dan kepala sekolah tidak
mempunyai karakter dan tidak berprofesional. Sehingga kepala sekolah yang
seharusnya member contoh, membimbing dan memotivasi guru dan siswa melanggar
aturan dan kode etik.
Sebagai kepala sekolah yang baik adalah yang
berkarakter mulia dan professional dalam menjalankan tugasnya di sekolah,
kapasitas kepala sekolah yang rendah, kedisiplinan yang rendah, semangat
memimpin sangat rendahdan sering menyeleweng sehingga membikin lembaga
pendidikan di Indonesia ikut merasakan dampaknya dan terkesan tidak berhasilnya
pendidikan di Indonesia. Kalau kita melihat Negara-negara tetangga telah
terlihat keberhasilan pendidikan walau pada awalnya Negara-negara tetangga kita
belajar di Indonesia tapi kenyataannya sekarang ini para pemuda pada senang dan
berkeinginan untuk sekolah atau kuliah di Negara tetangga. Demikiannya juga
kita dapat melihat Negara Jepang yang kemajuan teknologi dan pendidikannya maju
dengan pesatnya, masyarakat Jepang begitu mencintai membaca dan menuntut ilmu,
padahal waktu awalnya Negara Jepang hancur lebur terkena Bom. Tapi dengan
semangat dan kemauan keras untuk kembali maju maka tidak begitu lama Jepang
kembali bersinar.
Dalam meningkatkan pendidikan ini pemerintah
sudah banyak berbagai uapaya yang dilakukan untuk memaksimalkan peningkatan
kompetensi, upaya tersebut diantaranya dengan adanya penyetaraan kualifikasi ke
S 1 atau mengadakan pelatihan-pelatihan serta pengadaan sarana dan prasarana.
Namun hasilnya sampai sekarang sangat belum memuaskan. Hal ini perlu menjadikan
kita semua sebagai warga Negara Indonesia dapat memberikan sumbangsih atau
mencarikan solusi yang terbaik.
Kasus-
kasus yang dapat kita rasakan dan kita baca di media elektronik maupun media
lainnya sangat memprihatinkan, oknum atau pelaku seeperti tidak merasakan atau
tidak jera. Keprihatinan inilah sebagai kepala
sekolah dapat menjalankan dan mempunya kompetensi sebagai kepala
sekolah, disamping itu pribadi kepala sekolah harus mencerminkan seorang yang
berkarakter dan menjadikan seorang petugas yang professional. Dengan melihat
cerminan dari kepala sekolah yang berkarakter dan professional dalam bertugas
maka secara sengaja maupun tidak sengaja guru-guru dan karyawan atau warga sekolah
lainnya dapat meniru dan melaksanakan sebagai mana kepala sekolah
mencontohkan.
E.
Tantangan
dan permasalahan yang di hadapi kepala sekolah
Menjadi kepala sekolah dijaman
globalisasi memang berat disamping banyaknya tugas kedinasan juga tantangan dan
permasalahan, tantangan dan permasalahan tersebut diantaranya
1.
Barang
elektronika dan bacaan
Permasalahan barang elektronika dan
bacaan sangat mempengaruhi perkembangan psikologi anak didik, sering kali kita
temu tayangan dan bacaan terbit tidak sesuai umur siswa atau anak didik
seharian bermain game atau barang elektronika lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan siswa kurang konsentrasi belajar atau berperilaku yang tidak sesuai
dengan umurnya sehingga anak didik bukan duduk dengan tenang mendengarkan
penjelasan dari guru tetapi anak didik berbuat onar atau anak didik
melampiaskan diluar dari aturan pembelajaran. Akibatnya pada akhir tahun
prestasi anak didik kurang memuaskan dan akhirnya guru merasa prihatin dan
merasa dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan merasa tidak berhasil.
2.
Mainan
anak
Tidak sedikit anak didik ke
sekolah membawa atau membeli mainan apalagi bagi guru yang acuh atau tidak
menegakkan disiplin terhadap anak didik maka anak akan memainkan mainan yang ia
miliki baik sendirian maun dengan teman semeja. Kalau dibiarkan anak didik
bermainan di dalam kelas atau di saat sekolah maka akibat permainan tersebut
akan dirasakan oleh anak didik atau guru.
Sedangkan bentuk atau bahan
mainan bercorak bermacam-macam dan sangat menarik, dari ketertarikan itulah
anak didik berusaha untuk memiliki dan ingin bermain, akhirnya dengan uang saku
yang semestinya untuk membeli makanan untuk mengenyangkan perut untuk membeli
mainan yang diinginkan.
3.
Lagu-lagu
yang tidak sesuai dengan umurnya
Kalau kita dengarkan pada
kehidupan sehari-hari anak-anak sekarang bernyanyi yang semestinya untuk orang
dewasa tapi dinyanyikan oleh anak-anak. Kalau guru menyuruh anak menyanyikan
lagu kebangsaan dan lagu anak-anak atau lagi daerah tidak mengerti, tapi bila
anak-anak disuruh menyanyikan lagu yang sering dinyanyikan artis maka dengan
cepat anak-anak menyanyikan lagu tersebut.
F.
Kepala
sekolah yang berkarakter dan profesional
Karakter menurut Wynne (1991)
(Machali, 2012: 79) kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “ to mark” ( menandai) dan memfokuskan
pada bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau
tingkah laku. Oleh sebab itu, seorang yang berperilaku tidak jujur, suka
menolong dikatan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter
erat kaitannya dengan personality (
kepribadian) seseorang, di mana seseorang bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character) jika tingkah
lakunya sesuai dengan kidahmoral.
Karakter menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Chulsum, 2009: 342) adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang. Karakter inilah yang menjadi
perhatian besar pemerintah terutama para pendidik. Karena gejala sosial yang
terjadi akhir-akhir ini di Indonesia sangat memprehatinkan, banyak generasi
yang meninggalkan keramah tamahan, gotong royong dan solidaritas.
Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak,
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Dan karakter
adalah watak, sifat batin manusia yang mempengaruhisegenap pikiran dan tingkah
laku atau kepribadian. Effendy dalam makalahnya atau por pointnya yang diajukan
dalam seminar pendidikan berkarakter di gedung informasi tanjnng (2012)menyatakan
bahwa karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan
norma agama, kebudayaan, hukum/ konstitusi, adat istiadat dan estetika. Adapun
karakter menurut Hamka ( 2011: 18) adalah watak atau sifat fitrah yang ada pada
diri manusia, apa adanya.
Adapun nilai-nilai karakter
diantaranya:
a.
Nilai
karakter dalam hubungannya dengan Tuhan : religious
b.
Nilai
karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri : Jujur, bertanggung jawab,
hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wira usaha, berpikir
logis.kritis, kreatif,inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu.
c.
Nilai
karakter dalam hubungannya dengan sesama sadar akan hak dan kewajiban diri dan
orang lain, patuh pada atyran-aturan social, menghargai karya dan prestasi
orang lain, santun, demokratis
d.
Nilai
kebangsaan : Nasionalis, menghargai keberagaman.
e.
Nilai
karakter hubungannya dengan lingkungan : peduli social dan hubungan
Pendidikan berkarakter merupakan
upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan
menginternalisasi nilai- nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai
insane kamil.
Kementerian Pendidikan nasional mensinyalir bahwa, sumber dari segala
luluh lantaknya karakter bangsa di semua bidang kehidupan adalah terabaikannya pendidikan
berkarakter. Pendidikan berkarakter menurut Suyadi (2012: 23) diartilan sebagai
upaya sadar dan terencana dalam mengetahui kebenaran atau kebaiakan,
mencintainya dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Profesional menurut Ornstain dan Levine ( Zulkifli, 2006: 3) menyatakan bahwa profesi
itu adalah jabatan yang sesuai dengan:
a.
Melayani
masyarakat
b.
Memerlukan
bidang ilmu dan keterampilan yang akan dilaksanakan sepanjang hayat
c.
Menggunakan
hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek
d.
Memerlukan
pelatihan khusus dengan waktu yang panjang
e.
Terkendali
berdasarkan lisensi
f.
Mempunyai
kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan
Ciri-ciri utama suatu profesi
menurut Sanusi (Zulkifli, 2006: 3) adalah sebagai berikut :
a.
Sadar
dan menentukan
b.
Jabatan
yang menuntut keterampilan /keahlian tertentu
c.
Keterampilan/keahlian
yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan masalah dengan menggunakan
teori dan metode ilmiah
d.
Jabatan
itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistemmatik,
eksplisit, yang bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum
e.
Jabatan
itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama
Menjadi kepala sekolah yang
berkarakter dan profesinal berarti menjadi seotang kepala sekolah yang berupaya
secara sadar dan terencana dalam mengetahui kebenaran atau kebaikan dan menjadi
seorang yang bertanggungjawab sesuai jabatan atau profesi untuk dapat
memecahkan permasalahan yang ada di sekolahan dengan penuh kesabaran dan
bertanggung jawab.
Seorang kepala sekoah / guru
sudah tentu tidak akan melakukan aktivitas yang akan merusak fungsi otak dan
hatinya. Kempuan otaknya tidak akan dirusak dengan ide-ide yang akan membuatnya
kehilangan kemampaun berpikir general
BAB III
PEMBAHASAN
Upaya menjadi kepala sekolah yang
berkarakter dan professional
Melihat permasalahan yang ada diatas
untuk dapat menjadikan mutu pendidikan lebih optimal memerlukan seorang kepala
sekolah yang berkarakter dan professional. Karena dalam beberapa hal,
globalisasi menawarkan nilai-nilai baru yang secara kasat mata sangat
menggiurkan dan menggoda akan tetapi kalau kita tidak bisa menyikapinya dengan
cerdas, maka kita akan menjadi objek dan bukan subjek yang mengendalikan
globalisasi.
Hamka (2012 : 18- 23) berpendapat
bahwa menjadi kepala sekolah atau guru yang berkarakter dan berprofesional
harus dapat mengayomi, bijaksana, apresiatif,muli talenta, rendah hati,
bersahaja, bersukur, menyatukan diri dengan murid dan menjadi teladan.
Adapun upaya yang dilakukan
kepala sekolah yang berkarakter dan professional adalah sebagai berikut :
a.
Mengidentifikasi
permasalahan secara cermat
b.
Mencarikan
solusinya
c.
Mengevaluasi
hasil solusinya
Dalam mencari solusinya seorang kepala
berusaha:
a.
Memecahkan
permasalahan dengan diri sendiri, apabila permasalahan sekolah dapat dipecakan
sendiri maka kepala sekolah berusaha sendiri dengan cara bijaksana dan penuh
kesabaran
b.
Konsultasi
kepada komite, guru atau teman, apabila dalam pemecahan dengan diri sendiri
tidak dapat maka kita konsultasikan
c.
Konsultasi
keatasan, sebagai kepala sekolah pasti punya atasan untuk pemecahan yang agak
sulit di konsulyasikan ke atasan agar tidak disalahkan apabila ada kesalahn
dalam mencari solusinya.
Untuk
mengetarkan atau melaksanakan pendidikan yang berkarakter kepada guru atau
kepada siswa maka yang saya lakukan seperti:
a.
Memberi
tauladan pada pelaksanaannya
b.
Membiasakan
siswa mengucapkan salam disaat masuk kantor atau kelas
c.
Berdoa
sebelum dan sesudah pembelajaran dimulai dan berakhir
d.
Bercerita
yang menyangkut akhlak baik cerita nabi-nabi, legenda maupun binatang
e.
Membiasakan
diri siswa untuk membaca surat-surat pendek diaawal pembelajaran
f.
Membiasakan
hidup bersih
g.
Membiasakan
kepada siswa untuk mengucapkan terima kasih apabila diberi
h.
Menegur
siswa apabila bicaranya tidak dengan sopan santun
i.
Keterbukaan
dalam laporan penggunaan keuangan
j.
Mencontohkan
untuk membiasakan bersilahturami
k.
Mengajarkan
tutur kata dan bertingkah laku yang beradab
l.
Menyarankan
untuk berbuat baik kepada orang tua, tetangga dan teman
m.
Membiasakan
untuk menabung
n.
Membiasakan
siswa untuk jujur
o.
Membaca
qur’ an atau yasin setiap jumat sebelum pembelajaran secara bersama-sama.
Bagi
siswa yang melanggar peraturan atau tidak menunaikan tugas maka membiasakan
diri untuk menasehati atau menugaskan untuk membersihak halaman, kantor atau
yang lainnya.
BAB IV
A.
KESIMPULAN
Pendidikan karakter merupakan upaya
yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan
menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan
yang berakhlak mulia. Pada dasarnya manusia mempunyai karakteristik yang sama,
dan itulah dan itulah yang kita sebut fitrah. Karakteristik manusia berlaku
universal dan adanya batas-batas dan aturan tertentu.
Kepempinan kepala sekolah memegang peranan
yang sangat penting dalam perkembangan sekolah. Sebagai pemimpin , kepala
sekolah harus mengetahui, mengerti dan memahami semua hal yang berkaitan dengan
administrasi sekolah dan memahami potensi yang dimiliki oleh guru-guru,
sehingga komunikasi dengan guru-guru dapat membantu dan meningkatkan kinerja
guru dan kinerja kepala sekolah.
Agar
kepala sekolah dapat melaksanakan tugas sebagai pemimpin secara efektif dan
lancar mmperhatikan faktor-faktor yang mendukung kepemimpinan adalah (1)
komunikasi, (2) kepribadian, (3) keteladanan, dan (5) memfasilitasi. Kelima
factor tersebut perlu diperhatikan dan dilaksanakan secara baik oleh kepala
sekolah kalau ingin sukses dalam memimpin ( Haerudin 2006 dalam Pidarta, 2009:
18).
Menjadi kepala sekolah yang berkarakter dan
profesinal berarti menjadi seotang kepala sekolah yang berupaya secara sadar
dan terencana dalam mengetahui kebenaran atau kebaikan dan menjadi seorang yang
bertanggungjawab sesuai jabatan atau profesi untuk dapat memecahkan
permasalahan yang ada di sekolahan dengan penuh kesabaran dan bertanggung
jawab.
B.
REKOMENDASI
OPERASIONAL
Kepala sekolah yang berkarakter dab
professional sangat diperlukan dalam globalisasi, karena dijaman globalisasi
banyak sekali permasalahan dan tantangan yang dihadapi kepala sekolah, hal ini
dimaksudkan untuk dapat melahirkan siswa-siswa yang tidak kehilangan jati diri
dan tidak menyalahi aturan yang ada.
Dalam menciptakan siswa yang
berkarakter perlu adanya kepala sekolah yang bertanggung jawab, rendah hati, mengayomi,
bijaksana, apresiatif,muli talenta, bersahaja, bersukur, menyatukan diri dengan
murid dan menjadi teladan.
Karena itu untuk menjadikan siswa yang
berkarakter maka saya rekomendasikan sebagai kepala sekolah berusaha untuk :
1.
Memberi
tauladan pada pelaksanaannya
2.
Membiasakan
siswa mengucapkan salam disaat masuk kantor atau kelas
3.
Berdoa
sebelum dan sesudah pembelajaran dimulai dan berakhir
4.
Bercerita
yang menyangkut akhlak baik cerita nabi-nabi, legenda maupun binatang
5.
Membiasakan
diri siswa untuk membaca surat-surat pendek diaawal pembelajaran
6.
Membiasakan
hidup bersih
7.
Membiasakan
kepada siswa untuk mengucapkan terima kasih apabila diberi
8.
Menegur
siswa apabila bicaranya tidak dengan sopan santun
9.
Keterbukaan
dalam laporan penggunaan keuangan
10.
Mencontohkan
untuk membiasakan bersilahturami
11.
Mengajarkan
tutur kata dan bertingkah laku yang beradab
12.
Menyarankan
untuk berbuat baik kepada orang tua, tetangga dan teman
13.Membiasakan untuk menabung
14.
Membiasakan
siswa untuk jujur
15.
Membaca
qur’an atau yasin setiap jumat sebelum pembelajaran secara bersama-sama.