Senin, 21 Oktober 2013

MENJADI KEPALA SEKOLAH BERKARAKTER


BAB I

PENDAHULUAN
(Ganis Adiatmo, SE, S.Pd, M.Pd)

A.      Latar Belakang
       Pendidikan karakter merupakan upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan yang berakhlak mulia. Pada dasarnya manusia mempunyai karakteristik yang sama, dan itulah dan itulah yang kita sebut fitrah. Karakteristik manusia berlaku universal dan adanya batas-batas dan aturan tertentu.
       Lembaga pendidikan di Indonesia sebagian besar hanya menghasilkan lulusan yang tidak memiliki kesadaran kritis untuk menjadi manusia yang memiliki keluhuran budi dan kekuatan akhlak mulia dan mandiri. Yang muncul justru orang-orang yang rendah dalam kualitas emosional dan lemah kualitas spiritual. Meskipun mereka mempunyai kualitas yang tinggi dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan tekno;ogi. Pendek kata, keberhasilan pendidikan saat ini tidak mampu membangun jati diri peserta didik sebagai generasi tangguh Indonesia, seperti yang diamanatkan dalam rumusan pasal 3 UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional . 
     Kenyataan di lapangan banyak guru yang tidak sesuai dengan harapan bangsa. Guru belum mencerminkan diri sebagai guru yang ideal, inovatif dan berkarakter mulia yang siap mendidik dan tauladan bagi siswa dan professionalism serta dedikasi social yang rendah.Hal ini membuat lembaga pendidikan yang tidak ada perkembangan dan tujuan untuk meningkatkan pendidikan yang bermutu sangat jauh dari harapan. Peranan guru dalam membentuk generasi muda yang berkarakter tidak dapat diganti dengan oleh media pendidikan secangguh apapun. Hal ini karena pendidikan berkarakter membutuhkan teladan yang hanya ditemukan dalam pribadi parqa guru dan manusia yang sudah dewasa. Tanpa peranan guru dan orang dewasa lainnya pendidikan karakter tidak akan terwujud
              Dari kenyataan di atas peranan kepala sekolah untuk dapat membina, memotivasi dan membentuk pendidikan yang berkarakter bagian dari keberhasilan untuk membentuk manusia yang berkarakter terutama jepribadian guru dan siswa. Peningkatan kualitas dan keprofesinalan kepala sekolah dalam membina dan memimpin warga sekolah adalah syarat mutlak untuk menciptakan manusia yang berkarakter dan meningkatnya mutu pendidikan serta terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia.
       Peran kepala sekolah yang professional sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian, cita-cita dan mewujudkan visi dan misi yang telah dicanangkan oleh warga sekolah terutama kepala sekolag dan guru, visi dan misi tersebut sebagai impian bagi warga sekolah dimasa depan. Dengan kompetensi kepala sekolah yang professional maka akan dapat mengetrapkan kepala sekolah yang berkepribadian, kewirausahaan, hubungan sosial yang harmonis dan berkembang dalam meningkatkan mutu pendidikan serta dapat meningkatkan, membina dan mencarikan solusinya yang terbaik melalui supervisinya terhadap guru-gurm sehingga warga sekolah akan merasa bergairah dalam bekerja dan belajar.
       Dengan perhatian dari kepala sekolah yang berkatakter dan berprofesional maka akan melahirkan guru-guru dan siswa yang berkompetensi dan dapat bersaing dengan dunia luar di masa globalisasi, sehingga akan terbentuk manusia yang senang belajar, dapat menggunakan teknologi, dan menghasilkan produksi yang berkualitas dan dapat dikagumi oleh bangsa lain.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kondisi kepala sekolah saat ini?
2.      Bagaimana upaya menjadi kepala sekolah yang berkarakter dan professional?


C.     Tujuan
1.      Memahami kondisi kepala sekolah saat ini
2.      Mewujudkan Kepala sekolah yang berkarakter dan professional

D.    Manfaat
1.      Kepala Sekolah, sebagai wacana sehingga dapat mengubah dan berusaha untuk menjadi kepala sekolah yang berkarakter dan profesinal
2.      Guru, Dapat meningkatkan dan member tauladan sebagai guru yang berkarakter dan professional serta termotivasi utuk meningkatkan pembelajaran yang terbaik.

 BAB  II
LANDASAN TEORI

A.      Fungsi kepala sekolah
  Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah di jaman sekarang tidak hanya bertanggung jawab bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja. Akan tetapi nengingat situasi dan kondisi serta pertumbuhan persekolahan maka kepala sekolah harus dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di sekolah seperti kekurangan tenaga guru, gedung sekolah yang rusak, kekurangan sarana dan prasarana terutama kurangnya buku-buku pelajaran atau buku penunjang lainnya
  Dalam usaha memajukan sekolah dan menanggulangi kesulitan-kesulitan yang dialami di sekolah, kepala sekolah tidak bekerja sendiri dan tidak hanya dengan guru-guru saja. Hubungan kerja sama dengan komite, masyarakat sekitarnya dan dunia usaha sangat diperlukan untuk meningkatkan mutu pendidikan.   

B.       Kepala Sekolah Sebagai pemimpin dan supervisor
  Kepala sekolah adalah pejabat tertinggi di sekolah sehingga mempunyai tanggung jawab utama secara struktural dan administrasi sekolah. Sebagai kepala sekolah ia juga menjadi pemimpin yang menjalankan kepemimpinananya di sekolah, Warga sekolah yang berada di bawah otoritas kepala sekolah dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam menjalankan tugas-tugasnya kepala sekolah tidak sendirian bekerja tetapi dibantu oleh guru-guru yang mampu dan berdedikasi untuk menjalankan tugasnya dan dapat mewujudkan visi dan misi sekolah.
  Kepempinan kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan sekolah. Sebagai pemimpin, kepala sekolah harus mengetahui, mengerti dan memahami semua hal yang berkaitan dengan administrasi sekolah dan memahami potensi yang dimiliki oleh guru-guru, sehingga komunikasi dengan guru-guru dapat membantu dan meningkatkan kinerja guru dan kinerja kepala sekolah.
    Kepala sekolah juga harus memiliki pengetahuan dan kecakapan tinggi yang sesuai yang sesuai dengan bidang tanggung jawabnya dalam sekolah., Kepala sekolah harus memiliki ide-ide kreatif yang dapat meningkatkan perkembangan sekolah . Bila dicapai kesepakatan antara kepala sekolah dan guru, ide-ide tersebut dapat direalisasikan (Burhanuddin 2005 dalam Herbudin ( 2009: 202).
    Kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah tidak terlepas dibeberapa permasalahan baik dalam bentuk administasi maupun manajemen atau yang lainnya. Menghaapi gejolak-gejolak tersebut kepala sekolah mendudukan dirinya sebagai pemimpin harus dapat menjalankan secara fungsi manajemennya yang terdiri dari 4 macam yaitu:
1.      Perencanaan, yaitu merencanakan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut
2.      Pengorganisasian, yaitu mengorganisasi orang dan perlengkapan lainnya agar hasil perencanaan di atas dapat berjalan.
3.      Penggerakan, ialah menggerakkan dan nenitivasi para personalia agar bekerja dengan giat dan antusias.
4.      Pengendalian, ialah mengendalikan proses kerja dan hasil kerja agar tidak menyimpang dari rencana semula dan kalau menyimpang dapat diperbaiki (Pidarta, 2009: 13-14).  
Agar kepala sekolah dapat melaksanakan tugas sebagai pemimpin secara efektif dan lancar mmperhatikan faktor-faktor yang mendukung kepemimpinan adalah (1) komunikasi, (2) kepribadian, (3) keteladanan, dan (5) memfasilitasi. Kelima factor tersebut perlu diperhatikan dan dilaksanakan secara baik oleh kepala sekolah kalau ingin sukses dalam memimpin (Haerudin 2006 dalam Pidarta, 2009: 18).
  
C.       Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

     Kepala sekolah sebagai supervisor artinya kepala sekolah berfungsi sebagai pengawas, pengendali, Pembina, pengarah, dan pemberi contoh ayau tauladan kepada para guru dan karyawannya di sekolah, Kepala sekolah harus memahami tugas dan kedudukan guru dan karyawannya yang dipimpinnya. Kepala bukan hanya mengawasi guru dan karyawan yang sedang melaksanakan tugasnya, tetapi harus membekali diri dengan pengetahuan dan pemahamannya tentang tugas dan fungsi stafnya, agar pengawasan dan pembinaan berjalan dengan baik dan tidak membingungkan.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai supervisor, kepala sekolah harus mampu menguasai tugas-tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah, mengatur proses belajar mengajar, mengatur hal-hal yang menyangkut kesiswaan, personalia, sarana dan prasarana serta keuangan serta yang lainnya.  
     Kepala sekolah sebagai supervisor berkewajiban membina guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dikembangkan pada diri setiap guru oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah (1) kepribadian guru, (2) peningkatan profesi secara kontinu, (3) proses pembelajaran, (4) penguasaan materi pelajaran, (5) keragaman kemampuan guru, (6) keragaman daerah, dan (7) kemampuan guru dalam bekerja sama dengan masyarakat (Pidarta, 2009 : 18). Herabudin (2009: 212) mengatakan kepala sekolah sebagai supervisor berkewajiban melakukan pengoorganisasian seluruh kegiatan sekolah dan administrasi sekolah dengan menghubungkan seluruh personal organisasi dengan tugas yang dilakukan sehingga terjalin kesatuan, keselarasan, dan menghasilkan kebijaksanaan dan keputusan yang tepat.

D.    Kondisi Kepala sekolah saat ini
         Keberhasilan pendidikan di Indonesia terutama di sekolah-sekolah tidak terlepas dari kemimpinan atau manajemen kepala sekolah, bagi kepala sekolah yang tidak dapat menjalankan fungsi dan tugasnya maka yang di hasilkan hanya kemunduran pendidikan sehingga menjadi pengamatan dan pembicaraan setiap manusia terutama masyarakat di sekotar sekolah. Namun bagi kepala sekolah yang dapat menunaikan fungsi dan tugasnya sebagai kepala sekolah maka akan mendapatkan imbalannya seperti adanya pembicaraan yang positif dan kelulusan siswanya siap menjalankan tugasnya sebagai manusia yang berkompetensi.Dalam kondisi apapun kepala sekolah juga berperan untuk ikut meningkatkan mutu pendidikan, meningkatkan kompetensi guru dalam menunaikan tugas dalam pembelajaran sehingga akan menjadi idola seluruh warga sekolah.
          Namun sangat disayangkan masih adanya kepala sekolah yang tidak memberikan teladan yang baik dan kepala sekolah tidak mempunyai karakter dan tidak berprofesional. Sehingga kepala sekolah yang seharusnya member contoh, membimbing dan memotivasi guru dan siswa melanggar aturan dan kode etik.
         Sebagai kepala sekolah yang baik adalah yang berkarakter mulia dan professional dalam menjalankan tugasnya di sekolah, kapasitas kepala sekolah yang rendah, kedisiplinan yang rendah, semangat memimpin sangat rendahdan sering menyeleweng sehingga membikin lembaga pendidikan di Indonesia ikut merasakan dampaknya dan terkesan tidak berhasilnya pendidikan di Indonesia. Kalau kita melihat Negara-negara tetangga telah terlihat keberhasilan pendidikan walau pada awalnya Negara-negara tetangga kita belajar di Indonesia tapi kenyataannya sekarang ini para pemuda pada senang dan berkeinginan untuk sekolah atau kuliah di Negara tetangga. Demikiannya juga kita dapat melihat Negara Jepang yang kemajuan teknologi dan pendidikannya maju dengan pesatnya, masyarakat Jepang begitu mencintai membaca dan menuntut ilmu, padahal waktu awalnya Negara Jepang hancur lebur terkena Bom. Tapi dengan semangat dan kemauan keras untuk kembali maju maka tidak begitu lama Jepang kembali bersinar.
       Dalam meningkatkan pendidikan ini pemerintah sudah banyak berbagai uapaya yang dilakukan untuk memaksimalkan peningkatan kompetensi, upaya tersebut diantaranya dengan adanya penyetaraan kualifikasi ke S 1 atau mengadakan pelatihan-pelatihan serta pengadaan sarana dan prasarana. Namun hasilnya sampai sekarang sangat belum memuaskan. Hal ini perlu menjadikan kita semua sebagai warga Negara Indonesia dapat memberikan sumbangsih atau mencarikan solusi yang terbaik.
       Kasus- kasus yang dapat kita rasakan dan kita baca di media elektronik maupun media lainnya sangat memprihatinkan, oknum atau pelaku seeperti tidak merasakan atau tidak jera. Keprihatinan inilah sebagai kepala  sekolah dapat menjalankan dan mempunya kompetensi sebagai kepala sekolah, disamping itu pribadi kepala sekolah harus mencerminkan seorang yang berkarakter dan menjadikan seorang petugas yang professional. Dengan melihat cerminan dari kepala sekolah yang berkarakter dan professional dalam bertugas maka secara sengaja maupun tidak sengaja guru-guru dan karyawan atau warga sekolah lainnya dapat meniru dan melaksanakan sebagai mana kepala sekolah mencontohkan.    
E.     Tantangan dan permasalahan yang di hadapi kepala sekolah
         Menjadi kepala sekolah dijaman globalisasi memang berat disamping banyaknya tugas kedinasan juga tantangan dan permasalahan, tantangan dan permasalahan tersebut diantaranya
1.      Barang elektronika dan bacaan 
        Permasalahan barang elektronika dan bacaan sangat mempengaruhi perkembangan psikologi anak didik, sering kali kita temu tayangan dan bacaan terbit tidak sesuai umur siswa atau anak didik seharian bermain game atau barang elektronika lainnya. Hal inilah yang menyebabkan siswa kurang konsentrasi belajar atau berperilaku yang tidak sesuai dengan umurnya sehingga anak didik bukan duduk dengan tenang mendengarkan penjelasan dari guru tetapi anak didik berbuat onar atau anak didik melampiaskan diluar dari aturan pembelajaran. Akibatnya pada akhir tahun prestasi anak didik kurang memuaskan dan akhirnya guru merasa prihatin dan merasa dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan merasa tidak berhasil.
2.      Mainan anak
Tidak sedikit anak didik ke sekolah membawa atau membeli mainan apalagi bagi guru yang acuh atau tidak menegakkan disiplin terhadap anak didik maka anak akan memainkan mainan yang ia miliki baik sendirian maun dengan teman semeja. Kalau dibiarkan anak didik bermainan di dalam kelas atau di saat sekolah maka akibat permainan tersebut akan dirasakan oleh anak didik atau guru.
Sedangkan bentuk atau bahan mainan bercorak bermacam-macam dan sangat menarik, dari ketertarikan itulah anak didik berusaha untuk memiliki dan ingin bermain, akhirnya dengan uang saku yang semestinya untuk membeli makanan untuk mengenyangkan perut untuk membeli mainan yang diinginkan.
3.      Lagu-lagu yang tidak sesuai dengan umurnya
Kalau kita dengarkan pada kehidupan sehari-hari anak-anak sekarang bernyanyi yang semestinya untuk orang dewasa tapi dinyanyikan oleh anak-anak. Kalau guru menyuruh anak menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu anak-anak atau lagi daerah tidak mengerti, tapi bila anak-anak disuruh menyanyikan lagu yang sering dinyanyikan artis maka dengan cepat anak-anak menyanyikan lagu tersebut.
F.      Kepala sekolah yang berkarakter dan profesional
Karakter menurut Wynne (1991) (Machali, 2012: 79) kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “ to mark” ( menandai) dan memfokuskan pada bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu, seorang yang berperilaku tidak jujur, suka menolong dikatan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality ( kepribadian) seseorang, di mana seseorang bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character) jika tingkah lakunya sesuai dengan kidahmoral. 
Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Chulsum, 2009: 342) adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang. Karakter inilah yang menjadi perhatian besar pemerintah terutama para pendidik. Karena gejala sosial yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia sangat memprehatinkan, banyak generasi yang meninggalkan keramah tamahan, gotong royong dan solidaritas.
              Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Dan karakter adalah watak, sifat batin manusia yang mempengaruhisegenap pikiran dan tingkah laku atau kepribadian. Effendy dalam makalahnya atau por pointnya yang diajukan dalam seminar pendidikan berkarakter di gedung informasi tanjnng (2012)menyatakan bahwa karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/ konstitusi, adat istiadat dan estetika. Adapun karakter menurut Hamka ( 2011: 18) adalah watak atau sifat fitrah yang ada pada diri manusia, apa adanya.
         Adapun nilai-nilai karakter diantaranya:
a.    Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan : religious
b.    Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri : Jujur, bertanggung jawab, hidup sehat, disiplin, kerja keras, percaya diri, berjiwa wira usaha, berpikir logis.kritis, kreatif,inovatif, mandiri, ingin tahu, cinta ilmu.
c.    Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, patuh pada atyran-aturan social, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, demokratis
d.   Nilai kebangsaan : Nasionalis, menghargai keberagaman.
e.    Nilai karakter hubungannya dengan lingkungan : peduli social dan hubungan
             Pendidikan berkarakter merupakan upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai- nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insane kamil.
  Kementerian Pendidikan nasional mensinyalir bahwa, sumber dari segala luluh lantaknya karakter bangsa di semua bidang kehidupan adalah terabaikannya pendidikan berkarakter. Pendidikan berkarakter menurut Suyadi (2012: 23) diartilan sebagai upaya sadar dan terencana dalam mengetahui kebenaran atau kebaiakan, mencintainya dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.  Profesional menurut Ornstain dan Levine  ( Zulkifli, 2006: 3) menyatakan bahwa profesi itu adalah jabatan yang sesuai dengan:
a.       Melayani masyarakat
b.      Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan yang akan dilaksanakan sepanjang hayat
c.       Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek
d.      Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang
e.       Terkendali berdasarkan lisensi
f.       Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan
Ciri-ciri utama suatu profesi menurut Sanusi (Zulkifli, 2006: 3) adalah sebagai berikut :
a.       Sadar dan menentukan
b.      Jabatan yang menuntut keterampilan /keahlian tertentu
c.       Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah
d.      Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas, sistemmatik, eksplisit, yang bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum
e.       Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan waktu yang cukup lama
Menjadi kepala sekolah yang berkarakter dan profesinal berarti menjadi seotang kepala sekolah yang berupaya secara sadar dan terencana dalam mengetahui kebenaran atau kebaikan dan menjadi seorang yang bertanggungjawab sesuai jabatan atau profesi untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada di sekolahan dengan penuh kesabaran dan bertanggung jawab.
Seorang kepala sekoah / guru sudah tentu tidak akan melakukan aktivitas yang akan merusak fungsi otak dan hatinya. Kempuan otaknya tidak akan dirusak dengan ide-ide yang akan membuatnya kehilangan kemampaun berpikir general
  

BAB III
PEMBAHASAN


Upaya menjadi kepala sekolah yang berkarakter dan professional
         Melihat permasalahan yang ada diatas untuk dapat menjadikan mutu pendidikan lebih optimal memerlukan seorang kepala sekolah yang berkarakter dan professional. Karena dalam beberapa hal, globalisasi menawarkan nilai-nilai baru yang secara kasat mata sangat menggiurkan dan menggoda akan tetapi kalau kita tidak bisa menyikapinya dengan cerdas, maka kita akan menjadi objek dan bukan subjek yang mengendalikan globalisasi.
Hamka (2012 : 18- 23) berpendapat bahwa menjadi kepala sekolah atau guru yang berkarakter dan berprofesional harus dapat mengayomi, bijaksana, apresiatif,muli talenta, rendah hati, bersahaja, bersukur, menyatukan diri dengan murid dan menjadi teladan.    
                Adapun upaya yang dilakukan kepala sekolah yang berkarakter dan professional adalah sebagai berikut :
a.       Mengidentifikasi permasalahan secara cermat
b.      Mencarikan solusinya
c.       Mengevaluasi hasil solusinya
      Dalam mencari solusinya seorang kepala berusaha:
a.       Memecahkan permasalahan dengan diri sendiri, apabila permasalahan sekolah dapat dipecakan sendiri maka kepala sekolah berusaha sendiri dengan cara bijaksana dan penuh kesabaran
b.      Konsultasi kepada komite, guru atau teman, apabila dalam pemecahan dengan diri sendiri tidak dapat maka kita konsultasikan
c.       Konsultasi keatasan, sebagai kepala sekolah pasti punya atasan untuk pemecahan yang agak sulit di konsulyasikan ke atasan agar tidak disalahkan apabila ada kesalahn dalam mencari solusinya.
Untuk mengetarkan atau melaksanakan pendidikan yang berkarakter kepada guru atau kepada siswa maka yang saya lakukan seperti:
a.       Memberi tauladan pada pelaksanaannya
b.      Membiasakan siswa mengucapkan salam disaat masuk kantor atau kelas
c.       Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran dimulai dan berakhir
d.      Bercerita yang menyangkut akhlak baik cerita nabi-nabi, legenda maupun binatang
e.       Membiasakan diri siswa untuk membaca surat-surat pendek diaawal pembelajaran
f.       Membiasakan hidup bersih
g.      Membiasakan kepada siswa untuk mengucapkan terima kasih apabila diberi
h.      Menegur siswa apabila bicaranya tidak dengan sopan santun
i.        Keterbukaan dalam laporan penggunaan keuangan
j.        Mencontohkan untuk membiasakan bersilahturami
k.      Mengajarkan tutur kata dan bertingkah laku yang beradab
l.        Menyarankan untuk berbuat baik kepada orang tua, tetangga dan teman
m.    Membiasakan untuk menabung
n.      Membiasakan siswa untuk jujur
o.      Membaca qur’ an atau yasin setiap jumat sebelum pembelajaran secara bersama-sama.
       Bagi siswa yang melanggar peraturan atau tidak menunaikan tugas maka membiasakan diri untuk menasehati atau menugaskan untuk membersihak halaman, kantor atau yang lainnya.

  
BAB IV

A.    KESIMPULAN

         Pendidikan karakter merupakan upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan yang berakhlak mulia. Pada dasarnya manusia mempunyai karakteristik yang sama, dan itulah dan itulah yang kita sebut fitrah. Karakteristik manusia berlaku universal dan adanya batas-batas dan aturan tertentu.

    Kepempinan kepala sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan sekolah. Sebagai pemimpin , kepala sekolah harus mengetahui, mengerti dan memahami semua hal yang berkaitan dengan administrasi sekolah dan memahami potensi yang dimiliki oleh guru-guru, sehingga komunikasi dengan guru-guru dapat membantu dan meningkatkan kinerja guru dan kinerja kepala sekolah.
      Agar kepala sekolah dapat melaksanakan tugas sebagai pemimpin secara efektif dan lancar mmperhatikan faktor-faktor yang mendukung kepemimpinan adalah (1) komunikasi, (2) kepribadian, (3) keteladanan, dan (5) memfasilitasi. Kelima factor tersebut perlu diperhatikan dan dilaksanakan secara baik oleh kepala sekolah kalau ingin sukses dalam memimpin ( Haerudin 2006 dalam Pidarta, 2009: 18).
                   Menjadi kepala sekolah yang berkarakter dan profesinal berarti menjadi seotang kepala sekolah yang berupaya secara sadar dan terencana dalam mengetahui kebenaran atau kebaikan dan menjadi seorang yang bertanggungjawab sesuai jabatan atau profesi untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada di sekolahan dengan penuh kesabaran dan bertanggung jawab.



B.       REKOMENDASI OPERASIONAL
    Kepala sekolah yang berkarakter dab professional sangat diperlukan dalam globalisasi, karena dijaman globalisasi banyak sekali permasalahan dan tantangan yang dihadapi kepala sekolah, hal ini dimaksudkan untuk dapat melahirkan siswa-siswa yang tidak kehilangan jati diri dan tidak menyalahi aturan yang ada.
         Dalam menciptakan siswa yang berkarakter perlu adanya kepala sekolah yang bertanggung jawab, rendah hati, mengayomi, bijaksana, apresiatif,muli talenta, bersahaja, bersukur, menyatukan diri dengan murid dan menjadi teladan.   
    Karena itu untuk menjadikan siswa yang berkarakter maka saya rekomendasikan sebagai kepala sekolah berusaha untuk :
1.    Memberi tauladan pada pelaksanaannya
2.    Membiasakan siswa mengucapkan salam disaat masuk kantor atau kelas
3.    Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran dimulai dan berakhir
4.         Bercerita yang menyangkut akhlak baik cerita nabi-nabi, legenda maupun binatang
5.    Membiasakan diri siswa untuk membaca surat-surat pendek diaawal pembelajaran
6.    Membiasakan hidup bersih
7.    Membiasakan kepada siswa untuk mengucapkan terima kasih apabila diberi
8.    Menegur siswa apabila bicaranya tidak dengan sopan santun
9.    Keterbukaan dalam laporan penggunaan keuangan
10.                        Mencontohkan untuk membiasakan bersilahturami
11.     Mengajarkan tutur kata dan bertingkah laku yang beradab
12.         Menyarankan untuk berbuat baik kepada orang tua, tetangga dan teman
13.Membiasakan untuk menabung
14.     Membiasakan siswa untuk jujur
15.     Membaca qur’an atau yasin setiap jumat sebelum pembelajaran secara bersama-sama.